A: MIG (Gas Inert Logam) menggunakan elektroda kawat dan gas pelindung untuk pengelasan cepat, deposisi tinggi pada logam tebal (misalnya, baja, aluminium). TIG (Gas Inert Tungsten) menggunakan elektroda tungsten yang tidak dapat dikonsumsi untuk lasan yang tepat dan bersih pada bahan yang lebih tipis (misalnya, baja tahan karat, tembaga).
A: Kelebihan spatter sering disebabkan oleh pengaturan kecepatan tegangan/kawat yang salah, logam dasar kotor, atau gas pelindung berkualitas rendah. Bersihkan benda kerja, sesuaikan pengaturan, dan gunakan campuran Argon/CO2 untuk hasil yang lebih baik.
A: Ya, dengan Flux-Core Wire (FCAW), yang menghasilkan gas pelindungnya sendiri. Ideal untuk pengelasan luar ruangan tetapi menghasilkan lebih banyak asap dan percikan.
A: Hindari membuat kabel, gunakan ukuran liner yang benar untuk kawat Anda, dan ganti setiap tahun atau jika pemberian makan menjadi tidak konsisten.
A: Ringan, 150–200A senjata dengan leher fleksibel menawarkan kemampuan manuver untuk lembaran logam dan bingkai.
A: TIG memberikan kontrol yang lebih halus atas input panas, mencegah warping pada aluminium tipis. Gunakan mode AC dengan 100% gas argon untuk lasan bersih dan bebas oksida.
A: Giling tungsten ke titik yang tajam, hindari menyentuh benda kerja, dan gunakan pengapian awal awal atau HF (frekuensi tinggi) untuk mencegah lengket.
A: Ya, gunakan obor lift-arc dengan kontrol amperage pada mesin, tetapi pedal memungkinkan penyesuaian waktu nyata untuk sambungan kritis.
A: Argon murni untuk sebagian besar aplikasi. Tambahkan 2-5% helium untuk bahan yang lebih tebal untuk meningkatkan penetrasi.
A: Oksidasi dari cakupan gas yang tidak memadai. Tingkatkan aliran argon (15-20 CFH), gunakan lensa gas, dan meminimalkan sudut obor.
A: Pemotong plasma unggul pada logam konduktif (baja, aluminium) hingga 1,5 'tebal dengan potongan yang lebih cepat dan lebih bersih. Bahan bakar oksi lebih baik untuk baja yang sangat tebal (> 2 ') atau pemanas/lentur.